Abdurrahman bin Auf ialah salah seorang sahabat Nabi yang terkenal dalam sejarah Islam. Selain dikenal kaya raya, ia juga dermawan. Padahal waktu mula-mula hijrah ke Madinah dari Mekah, beliau tidak memiliki apa-apa.
Siapa yang tidak terharu melihat Abdurrahman ketika hijrah ke Madinah tahun 622 M. Dia tiba tanpa bekal sedikit pun. Kekayaan yang dimilikinya, hanyalah pakaian yang menempel ditubuhnya. Oleh lantaran itu Rasulullah segera mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa’ad bin Rabi, seorang hartawan di Madinah.
Ternyata Sa’ad bin Rabi seorang hartawan yang sangat luhur budinya. Dia bersedia mengatakan modal yang besar kepada Abdurrahman bin Auf. Bahkan, beliau mengatakan wanita di antara keluarganya untuk dijadikan istri.
”Terima kasih atas kebaikan Saudara. Semoga Allah membekati harta dan keluargamu,” jawab Abdurrahman sambil menjabat tangan temannya. Lalu katanya lagi, ”Sekarang begini saja, tunjukkanlah padaku, di mana letak pasar, supaya saya berusaha sendiri.” begitu kira-kira tanggapan Abdurahman atas proposal itu.
Tetapi jangan dikira bahwa beliau cuma sibuk cari uang saja. Di samping ulet berdagang, Abdurrahman juga sibuk mengajar. Bahkan di medan perang pun tergolong perwira yang berani. Oleh lantaran itu, beliau termasuk kelompok al-asymh, yaitu: ”sepuluh orang termasyhur”. Di bidang pemerintahan, termasuk kelompok yang paling sering diajak berunding bahu-membahu Rasulullah.
Hasil usahanya di pasar, ia lalu menjadi salah seorang sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beliau tidak pelit. Abdurrahman bin Auf menyumbangkan setengah dari kekayaannya. Nah, berapa jumlah sumbangannya? Uang 60.000 dinar, 500 ekor kuda dan 500 ekor unta, dan ”uang saku” sebanyak 400 dinar untuk tiap prajurit. Bukan main!
Itulah Abdurrahman bin Auf, seorang hartawan yang memulai usahanya dengan modal nol. Dia lahir tahun 581 M dan wafat tahun 652 M (tepatnya tahun 30 H) dalam usia 72 tahun.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
Comments