Kisah Kh. Mustain Romli Dihentikan Mencar Ilmu Ilmu Kanuragan

Suatu dikala KH. Mustain bin Romli muda mohon izin kepada ayahandanya simbah KH, Romli bin Tamim (Ponpes Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur) untuk berguru ilmu kanuragan.

Yai Mustain : "Buya, dalem izin bade berguru kanuragan” (Buya, saya izin mau berguru ilmu kanuragan)

Mbah Yai Romli : “ojok! Nggak ridho saya awakmu berguru kanuragan, pingin opo awakmu? Pingin sakti ta?” (Jangan! Aku tidak ridlo kau berguru kanuragan. Kamu ingin apa? Ingin sakti?)

Yai Mustain : "Inggih, buya” (Iya, Buya)

Mbah Yai Romli : “sek, saya ape takok, jawaben! Awakmu lek dirasani uwong loro ati po nggak?” (Sebentar, saya ingin tanya, jawablah! Kalau kau dipergunjingkan orang, sakit hati apa tidak?)"

Yai Mustain : "inggih loro ati, buya” (Iya, sakit hati, Buya)

Mbah Yai Romli : "lek ngunu ojo ngerasani uwong!” (Kalau begitu jangan menggunjing orang!)

Mbah Yai Romli : "awakmu lek di elokno wong loro ati opo nggak?” (Kalau kau dihina orang, sakit hati apa tidak?) "

Yai Mustain : "inggih loro ati buya” (Iya, sakit hati, Buya)

Mbah Yai Romli : "lek ngunu ojo ngelokno wong!” (Kalau begitu jangan menghina orang!)

Mbah Yai Romli : "awakmu lek dike’i wong atimu bungah opo nggak?” (Kalau kau diberi oleh seseorang, hatimu besar hati tidak?)

Yai Mustain : "inggih bungah, buya” (Iya, bahagia, Buya)

Mbah Yai Romli : "lek ngunu seng seneng ngeke’i wong!” (Kalau begitu, sukalah memberi orang!)

KH. Romli Tamim


Mbah Yai Romli : "awakmu lek ditulung wong atimu seneng opo nggak?” (Kamu jikalau ditolong orang, hatimu senang atau tidak?)

Yai Mustain : "inggih seneng, buya” (Iya, senang, Buya)

Mbah Yai Romli : "lek ngunu seng seneng nulung wong” (Kalau begitu, sukalah menolong orang)

Mbah Yai Romli : "iku lakonono kabeh, insya Allah bakal sakti” (Lakukan itu semua, insya Allah kau akan sakti)

Dari percakapan dia berdua di atas, terdapat hikmah yang luar biasa yang sanggup kita ambil pelajarannya. Secara tidak pribadi dia Mbah Yai Romli mengajarkan kepada putranya khususnya dan kepada kita semua umumnya, wacana suri tauladan yang baik, wacana apa itu "Ngaji Rasa". Mempelajari ilmu kanuragan yaitu hal yang mudah, tetapi yang paling sulit dalam hidup ini yaitu "Ngaji Rasa". Karena yang namanya "Ngaji Rasa" itu sangat berkaitan bersahabat dengan ilmu "Noto ati" yang merupakan inti dari ilmu tasawwuf.

Untuk Mbah Yai Romli bin Tamim dan Yai Mustain bin Romli, Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang , al-Fatihah…


Oleh: KH. Hisyam Zamroni

Comments