Jakarta - Salah satu nikmat tertinggi yang dianugerahkan Allah SWT kepada umatnya ialah iman. Hidayah-Nya turun dengan aneka macam jalan yang kadang tak disangka-sangka.
Sahabat terdekat Rasulullah saw, Umar bin Khatab yang termasuk khulafaurasyidin bahkan mengalami sebuah perjalanan yang berliku untuk menemukan nikmat tersebut.
Diriwayatkan, Umar ialah seseorang yang berkarakter besar lengan berkuasa dan keras. Pada suatu hari, ia mendatangi rumah Arqam dimana Rasulullah saw berada. Dia melangkahkan kaki dengan mantap penuh kebencian serta pedang terhunus untuk membunuh Muhammad saw.
Namun di tengah jalan, beliau membelokkan arah ke rumah adiknya yang diketahuinya telah masuk Islam. Dengan penuh amarah, beliau memergoki sang adik sedang membaca Alquran. Saat dirinya meminta lembaran Alquran itu, sang adik melarangnya dan meminta Umar untuk wudlu terlebih dahulu. Setelah wudlu, Umar membaca Surat Thaha, hingga kemudian hatinya yang keras menjadi lembut dan tumbuh keyakinan bahwa Tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad saw ialah utusan-Nya.
Alquran menjadi titik balik Umar menemukan keimanannya kepada Islam. Kisah ibarat ini tak hanya terjadi pada Umar, di masa modern ibarat ketika ini pun, banyak orang 'terpilih' mendapat hidayah nikmat iktikad lewat Alquran. Berikut 4 pola mualaf yang mendapat hidayah melalui kemukjizatan Alquran. Seperti apa kisah-kisah mereka?
1. Profesor James Frankel, Menangis ketika Membaca potongan Ayat Alquran
Perjalanan keislaman seorang laki-laki Amerika berjulukan James Frankel berawal ketika beliau membuka secarik kertas yang bertuliskan ayat-ayat Alquran yang diberikan oleh temannya, muslim Pakistan enam tahun sebelumnya. Dia membacanya terus menerus, hingga beliau merasa menemukan semua balasan atas pertanyaan-pertanyaan dirinya, terutama perihal penguasaan bumi.
Seperti yang dikutip dari OnIslam, Senin (29/7/2013), beberapa kali ketika dirinya membaca Alquran, ada getaran yang sangat kuat. "Ada satu saat, saya sanggup mencicipi air mata. Kadang saya juga mencicipi bulu lengan dan kudukku rasanya berdiri," ceritanya.
Kemudian beliau bertemu dengan teman-teman muslimnya. Di pertemuan yang santai itu mereka mengobrol perihal Tuhan dan Alquran. Dalam dialog itu, Frankel menyampaikan bahwa beliau mempercayai bahwa Alquran memang wahyu dari Allah SWT. Tak hanya itu, beliau juga menyatakan dirinya mempercayai bahwa Muhammad saw ialah utusan-Nya.
Seorang temannya yang mendengarkan ucapan Frankel kemudian berkata, "Kau sekarang menjadi seorang muslim."
Frankel mengaku terkejut. Hingga ketika itu, dirinya hanya merasa menjadi seseorang yang telah mempercayai adanya Tuhan.
Namun, sang sobat meyakinkannya jikalau Frankel telah yakin jikalau tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad saw ialah utusan-Nya, maka dirinya ialah seorang muslim.
Sejak ketika itu, dirinya semakin banyak mempelajari Islam dari Alquran dan beberapa literatur. Hingga kemudian beliau memantapkan diri untuk mengucapkan syahadat dan berguru salat pada sekitar tahun 1990-an.
Saat ini, James telah menjadi profesor di bidang perbandingan agama. Dia mengajarkan kelas Islam di Universitas Hawai.
2. Mendengar Lantunan Alquran Sang Majikan, PRT Asal Filipina Masuk Islam
Perempuan asal Filipina yang ketika itu berjulukan Jennifer Berzon bekerja menjadi pekerja rumah tangga di sebuah keluarga muslim di Uni Emirat Arab (UEA), Keluarga Abdouli di Al Shamkha, Abu Dhabi.
Seperti yang dikutip dari The National, Senin (29/7/2013), selama bekerja di sana, beliau mendapat perlakuan yang baik dari keluarga majikannya. Beberapa kali dirinya dibentuk menangis tanpa tahu kenapa setiap mendengar lantunan ayat Alquran yang dibaca oleh keluarga majikannya.
"(Suara alunan Alquran) itu begitu mempesonakanku. Aku merasa cahaya masuk ke dalam hati dan jiwaku. Saya tak sanggup menahan air mata yang keluar setiap kali mendengarnya," ujar perempuan yang sesudah masuk Islam mengganti namanya menjadi Muslim Salma ini.
Salma masuk Islam pada bulan ampunan tahun 2012 lalu. Masa-masa yang berat dialami Salma menentukan menjadi muslim. Saudaranya tak oke dengan pilihannya, bahkan sempat mengancam Salma. Namun, beruntung beliau mempunyai suami yang menghargai keputusannya. Beberapa waktu kemudian, sang suami pun mengikuti langkahnya masuk Islam.
3. Feminis Radikal, Menemukan Islam ketika Mencari Kesalahan Alquran
Seorang perempuan AS, berjulukan Aminah Assilmi ialah feminis radikal yang taat pada agama sebelumnya. Titik baliknya menemukan Islam ialah ketika dirinya tak sengaja harus mengikuti mata kuliah teater di kampusnya.
Di kelas itu, sebagian besar mahasiswanya ialah muslim. Awalnya, beliau sempat berpikir untuk membatalkan kelas itu alasannya ialah tak mau berada di tengah-tengah kaum muslim, ibarat yang dikutip dari situs islamicity, Senin (29/7/2013).
Namun sesudah mempertimbangkannya, Aminah ketika itu berpikir bahwa Tuhan memang mengirimkan dirinya ke kelas itu untuk mengajak para muslim untuk masuk ke agamanya.
Beberapa upaya dilakukannya untuk mengajak mahasiswa-mahasiswa muslim itu untuk masuk ke agamanya. Namun tak ada seorang pun yang bersedia. Demi kelancaran misinya, Aminah kemudian mempelajari Alquran dengan impian akan menemukan kesalahan di dalamnya.
Namun ternyata semakin dalam dirinya membaca Alquran, sejumlah perubahan terjadinya pada kehidupan Aminah. Dia mulai berhenti minum alkohol dan makan daging babi. Hingga akhirnya, beliau pun mengucapkan kalimat syahadat dan masuk Islam pada tahun 1977.
Selama menjadi muslimah, tak hanya mempelajari Islam, beliau juga mengamalkannya dengan berdakwah. Hingga Aminah meninggal di usianya yang ke-65 pada tahun 2010 lalu.
4. Tak Sengaja Baca Alquran, Dosen Matematika di Amerika Masuk Islam
Saat dirinya menjadi dosen di sebuah University of San Fransisco, Dr Jeffrey Lang menjalin kekerabatan baik dengan seorang muridnya yang beragama Islam. Hubungan keduanya tak ada hubungannya dengan agama.
Seperti yang dikutip dari situs Islam thetruecall.com, Senin (29/7/2013), suatu ketika Jeffrey mendapat hadiah Alquran dari keluarga sang murid. Alquran itu diterimanya, hingga suatu hari setelahnya beliau tak sengaja mmembuka Alquran itu. Dia tak sedang ingin berguru apapun namun kemudian Jeffrey menyadari bahwa beliau tak sanggup membacanya begitu saja. Ada hal serius yang harus direnungkannya.
Semakin membaca Alquran, Jeffrey merasa dirinya 'diserang' oleh kebenaran-kebenaran di dalamnya. Saat itu juga dirinya merasa berada di posisi yang berseberangan dengan Alquran.
Tak hanya itu, beliau merasa isi Alquran berada di jauh ke depan dari posisinya ketika itu. Getaran kebenaran inilah yang kemudian membuatnya yakin masuk Islam pada sekitar tahun 1980.
Comments