Mengenal 9 Sifat Mazmumah



Makna 9 sifat mazmumah

(1). BAKHIL / KIKIR

Orang bakhil atau kikir ialah orang yang sangat mencinta hartanya. Harta apa pun yang ada padanya sangatlah dicintainya. Dia sangat sayang untuk mengeluarkannya kecuali kalau ia tahu bahwa harta yang dikeluarkannya itu pastilah akan mendatangkan harta lain yang lebih banyak lagi. Tak pernah cukup dengan berapa pun harta yang ada padanya. Begitulah perilaku seorang yang bakhil atau kikir. Bersadakah ? “No, itu akan menciptakan orang manja saja ! Terlebih-lebih, hal itu sanggup mengurangi harta kita” begitulah alasannya.Hal ini diisyaratkan Allah pada Al-Qur’an Surat Al-Aadiyaat ayat :6-8. “sesungguhnya insan itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya insan itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya beliau sangat bakhil lantaran cintanya kepada harta [Sebagian andal tafsir membuktikan bahwa maksud ayat ini ialah: insan itu sangat besar lengan berkuasa cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil]”Jangan biarkan, bakhil atau kikir menguasai diri kita, lantaran ini akan menimbulkan kita terjatuh dan tertinggal dari memperoleh rahmat Allah.
Jangan biarkan diri kita mempertuhankan harta atau ilmu, lantaran yang kuasa yang seharusnya kita sembah hanyalah Allah.Mari kita ingat, ketika kita sedang dalam keadaan kikir atau bakhil, barangkali pada ketika itu, kita sedang sangat menyayangi harta atau ilmu yang kita miliki. Marilah kita berhenti bakhil dan kikir ! Bersyukurlah kita atas segala kurnia harta dan ilmu yang diberikan Allah kepada kita dengan cara membagikan sebagian daripadanya untuk makhluk Allah lain yang membutuhkannya. Ingat, untuk hanya yang membutuhkan saja !Jangan dipelihara sifat bakhil atau kikir, lantaran sifat ini akan melahirkan sifat jelek lainnya, yaitu sifat sombong (arogan) yang tidak disukai Allah.

(2). SOMBONG

Orang sombong ialah orang yang sangat menyayangi diri sendiri Orang yang menyayangi selalu mengagungkan yang dicintainya. Semuanya serba baik dan perlu menerima sanjungan dan penghormatan. Dia mengagungkan dirinya sendiri. Dia memberi penghormatan yang tinggi kepada dirinya sendiri. Sanjungan dan penghormatan itu hanya boleh untuk dirinya sendiri. Itulah yang disebut “sombong”. Hal ini akan menimbulkan beliau tidak/kurang menghormati atau menghargai orang lain. Jika dibiarkan, keadaan ini akan berlanjut pada kurang menghargai atau bahkan meniadakan Allah.Sifat ini telah menimbulkan Iblis, yang dulunya ialah hamba Allah yang taat, menjadi dimurkai Allah – dilaknat Allah. Sifat jelek ini akan menjadi satu sandungan terbesar bagi orang yang berjalan menuju Allah. Tidak akan sampai-sampai tujuannya, lantaran Allah tidak menyukainya.Kesombongan kalau dibiarkan merajai diri kita, lambat atau cepat, akan menimbulkan kita menjadi orang yang pemarah, suatu sifat jelek lain, yang akan membawa kita kepada suatu keadaan sulit.Semoga Allah tidak menetapkan kita menjadi orang yang sombong.

(3). PEMARAH

Beberapa orang beropini bahwa pemarah banyak disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat dengan cepat. Akan tetapi benarkah demikian ? Yang sering kita jumpai adalah, ketika orang lain tidak sanggup menghargai (memahami) diri kita, kita akan menjadi marah. Merasa tidak dihargai atau tidak difahami akan menjadikan kemarahan.Mengapa kita pemarah ? Karena orang lain melaksanakan kesalahan ! Kita menjadi pemarah lantaran kita merasa kitalah yang paling benar !Mengapa demikian ? Karena kita menganggap bahwa kita telah mempunyai segala sesuatu, dengan mengasumsikan bahawa segala sesuatunya itu sanggup kita peroleh lantaran kita telah melaksanakan segala sesuatu dengan sempurna. Kita menjadi cepat marah, kalau orang lain tidak menghargai kita.Maka, ketika kita sedang marah, ingatlah, jangan-jangan kita sedang merasa bahwa diri kitalah yang paling benar. Sayangkan, dalam banyak pengalaman, orang yang merasa diri paling benar atau pandai, justeru tolong-menolong dialah yang bodoh.

(4). BODOH

Seorang Doktor andal Bahasa Arab menyampaikan :“… kalau kita sanggup mengkatamkan satu buku, kita merasa kita telah menguasai seluruh ilmu. Akan tetapi, ketika kita menamatkan buku berikutnya, maka kita mulai akan merasa bahawa ilmu kita sangatlah sedikit. Semakin banyak buku yang telah kita baca, kita merasa menjadi ndeso lantaran kita menjadi merasa sangat kekurangan ilmu”.Jika ilmunya gres sedikit, kita merasa kitalah yang paling pandai. Semakin banyak ilmu kita, maka kita mencicipi betapa bodohnya kita. Itulah pedoman bagi orang yang ingin berilmu dalam suatu ilmu. Bagaimana dengan orang yang bodoh?Orang yang ndeso atau orang yang benar-benar ndeso ialah orang yang merasa bahwa dirinya paling pandai. Kalau dalam dongeng di atas mereka ialah “orang yang gres final membaca satu buku” dan tak mau membaca buku berikutnya. Itulah orang yang bodoh. Bodoh menjadi suatu kendala terbesar untuk maju menguasai sedikit ilmu yang telah diberikan Allah. Kebodohan atau merasa diri pandai, akan menyurutkan diri untuk memperoleh lebih banyak ilmu. Beragama tanpa ilmu akan sangat berbahaya lantaran kita hanya menyerupai robot yang dikendalikan oleh orang lain. Maka kebodohan ialah musuh bagi orang beragama. Musuh bukan untuk diperangi, akan tetapi musuh untuk diperbaiki.Membiarkan diri dalam kebodohan akan menimbulkan kita menjadi lemah. Kelemahan yang ditutup-tutupi sanggup berakibat kita lupa bahwa kita ndeso dan kita pun tertinggal. Ketika kita tertinggal dan dilupakan lantaran kita dianggap “tidak kuat”, maka penyakit gres akan muncul, yaitu “pendendam”.Semoga kita tidak termasuk dalam kelompok orang yang ndeso ini dalam kondisi apa pun.

(5). PENDENDAM

Pendendam ialah orang yang merasa dialah yang paling kuat. Ia tidak mau ada orang lain lebih besar lengan berkuasa daripadanya. Tidak boleh ada orang lain lebih berilmu atau lebih besar lengan berkuasa atau lebih pada bidang lainnya. Sikap ini sungguh berbahaya bagi persaudaraan Islam.Padahal kekuatan persaudaraan Islam ialah terletak pada penghargaan adanya perbedaan dari orang per orang yang ada di dalamnya. Dengan adanya perbedaan disebabkan keunggulan eksklusif pada bidangnya masing-masing akan diperoleh sinergi yang akan membentuk satu kekuatan gabungan, yang akan menghasilkan kekuatan sangat dahsyat.Membiarkan orang menjadi pendendam dan merasa dengki dengan keunggulan orang lain, akan sulitlah bagi kita untuk menggalang kekuatan yang tolong-menolong kita butuhkan untuk menghadap musuh-musuh Islam kapan saja. Begitulah buruknya perilaku orang yang pendendam. Jika berlanjut terus-menerus, hal itu akan menimbulkan timbulnya penyakit lebih jelek lain, yaitu Zalim, merupakan perilaku tidak penyayang.

(6). ZALIM

Orang yang zalim ialah orang yang tidak penyayang. Tidak sayang kepada diri sendiri atau kepada orang lain, maka beliau menganiaya dirinya sendiri atau orang lain, dalam keadaan sadar mau pun tidak. Setiap muslim, sangat dianjurkan untuk memulai segala sesuatu dengan mengatasnamakan Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang atau yang sering kita kenal dengan istilah “basmallah”. Artinya, setiap muslim haruslah mengasihi dan menyayangi. Baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.Dengan basmallah, setiap muslim menempatkan dirinya sebagai “pengganti Allah” (khalifah Allah) terhadap orang lain atau fihak lain, yaitu Allah yang mempunyai sifat “Maha Pengasih, Maha Penyayang”. Siapa saja orang yang mengaku muslim hendaklah mengasihi dan menyayangi. Itulah jiwa pernyataan (bukan bacaan) “Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim”, yang selalu dipatrikan di hati setiap hamba Allah. Maka, apabila kita menemukan orang lain atau diri kita melaksanakan tindakan yang menganiaya, marilah kita periksa di dalam hati kita “masih adakah rasa penyayang ?”.Jangan menjadi pendusta, di verbal mengucapkan “basmallah”, di hati “melupakan Allah” dan dalam perbuatan “mengingkari petunjuk Allah”. Karena hal itu bisa berakibat kita layak untuk disebut munafiq.Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan dan watak menyerupai itu, dan Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang Pengasih dan Penyayang.

(7). PENDUSTA

Tidak berlaku dusta ialah merupakan dasar paling bawah dari fatwa agama Islam. Orang yang pendusta ialah orang yang merasa tidak ada orang atau pihak lain yang mengetahui selain dirinya sendiri. Dia tidak ingat bahwa Allah itu Maha Pengetahui segala gerak-geri setiap makhluk-Nya. Tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah, baik yang ada di langit, di bumi maupun yang ada di antara keduanya. Pengetahuan Allah mencakup segala sesuatu.Perilaku dusta ialah kendala awal dalam mengenal adanya Allah kerana pengingkaran adanya Allah, merupakan isyarat bahwa orang itu akan masuk di dalam kategori “kafir”. Adanya sifat dusta akan melahirkan sifat jelek lainnya, yaitu khianat, munafiq, tidak amanah, dan lain-lain. Itulah yang paling dihentikan pada setiap muslim.Marilah kita memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah yang Maha Agung, semoga sifat dan watak dusta tidak pernah ada di dalam diri kita. Jujur atau shiddik ialah sifat utama seorang muslim. Maka kalau ada dusta niscaya tidak akan ada shiddik dan sebaliknya, kalau kita shiddik, pastilah dusta akan menyingkir dan meninggalkan kita. Insya Allah !


(8). PESIMIS

Pertama-tama optimis kemudian sukses. Jika pertama-tama pesimis, maka yang kemudian juga ialah apes. Mengapa ada orang yang pesimis ? Jawabnya ialah lantaran ia merasa tidak ada yang dibutuhkan sanggup menolongnya. Ini terjadi, lantaran beliau lupa, bahwa Allah, Tuhannya setiap manusia, selalu menolong orang yang meminta pertolongan Allah. Orang yang mengenal Allah, pastilah beliau menjadi orang yang paling optimis. Sebab Allah ialah pemilik segala sesuatu, Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Kuat, Maha Suci, Maha Besar dan lain-lain sebagainya dan Allah selalu menolong hambanya yang membutuhkan-Nya.Untuk menghilangkan rasa pesimis dan menjadikan perilaku optimis, tiada jalan lain, hiduplah selalu bersama Allah.


(9). KAFIR

Orang menjadi kafir kepada Allah, bukanlah semata-mata lantaran beliau memang kafir. Kekafiran bisa dengan kesadaran penuh atau hanya lantaran tidak sadar telah menjadi ikut-ikutan. Yang kita waspadai, sehabis kita berjalan di jalan Islam ialah kekafiran yang dilakukan oleh para muslim sendiri. Sebab hal itu bisa disebabkan lantaran beliau belum begitu mengenal tuhannya, Allah.Orang yang benar-benar kafir ialah orang yang merasa sangat bisa menciptakan peraturan sendiri. Padahal sekafir-kafir manusia, pastilah beliau tidak akan bisa melepaskan diri dari mengikuti hukum Allah. Sebab, kalau beliau tidak mau melaksanakan hukum yang baik, maka pastilah beliau akan (terpaksa lantaran tak pilihan lain) melaksanakan hukum yang buruk. Kedua-dua peraturan itu ialah ciptaan Allah. Kalau beliau bisa menghindari peraturan-peraturan Allah, tentulah beliau tidak akan berada di atas bumi Allah atau di kolong langit Allah.Akan tetapi, masih banyak di antara para muslim yang kafir sehabis menjadi muslim. Mereka tidak mau melaksanakan syariat-syariat Allah lantaran mereka tidak mengenal benar siapa Allah dan apa saja karya Allah yang bekerjasama dengannya. Bila hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin, musuh-musuh Islam akan masuk dan mengalihkan perhatiannya dan menyesatkan menjadi sejauh-jauh sesat.Marilah kita waspadai dan kita hindari terjadi kekafiran sehabis orang menjadi muslim.


Jemputan Artikel : https://romanacinta.blogspot.com/search?q=makna-9-sifat-mazmumah

Sumber http://tarekataulia.blogspot.com/

Comments