Kunjungan Istimewa


Marilah kita telusuri kembali kurun yang telah berlalu. Membuka lembaran-lembaran masa silam. Membaca dan memperhatikan dengan seksama kisah-kisahnya. Kita akan mengadakan kunjungan istimewa, mengunjungi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di rumah dia melalui untaian kata dan kalimat. Singgah di rumah dia barang sehari saja. Melihat-lihat keadaan rumah dia serta beberapa cerita tentangnya. Guna mengambil pelajaran dan ibrah yang akan menjadi pelita dalam amal perbuatan kita.


Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengeta-huan akhir-akhir ini, literatur-literatur yang dibaca kaum muslimin pun semakin banyak. Mereka dengan gampang sanggup mengunjungi Timur dan Barat melalui buku-buku dan tulisan-tulisan, melalui film-film dan banyak sekali acuan lainnya. Padahal, bergotong-royong kita lebih berhak mengada-kan kunjungan syar’i ke rumah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam daripada mereka. Untuk melihat keadaannya, kemudian bersungguh-sungguh meneladani apa yang kita lihat dan dengar tentangnya. Namun disebabkan terbatasnya kesempatan, kita hanya menyorot beberapa keutamaan di rumah dia Shalallaahu alaihi wasalam, mudah-mudahan kita sanggup mendidik diri kita untuk sanggup menerapkannya di rumah masing-masing.

Wahai saudaraku seiman ….
Tujuan kita membuka lembaran masa silam bukan-lah hanya untuk menikmati atau melihat-lihat kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki yaitu menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala. Dengan membaca sirah (sejarah hidup) Nabi Shalallaahu alaihi wasalam diperlukan kita sanggup mengikuti sunnah dia dan berjalan di atas manhaj (pedoman) beliau. Sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah Subhanahu wata’ala; yaitu kewajiban menyayangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Di antara gejala kecintaan kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ialah mentaati perintah dia dan menjauhi segala yang dihentikan dan dibencinya. Serta mengakibatkan dia Shallallahu'alaihi wasallam ; sebagai contoh dan anutan. Mengenai hal itu Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Katakanlah, “Jika kau (benar-benar) menyayangi Allah, ikutilah aku, pasti Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

Dalam ayat lain Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri contoh yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sendiri menegaskan bahwa menyayangi dia termasuk salah satu lantaran mendapat manisnya iman. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
“Ada tiga perkara, jikalau terkumpul pada diri seseorang, ia pasti mendapat manisnya iman; hendaklah Allah Subhanahu wata’ala ; dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadits lain dia Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, 
“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidak akan tepat keimanan seseorang sampai ia menjadi-kan saya yang lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya sendiri.” (HR. Muslim)

Sirah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yaitu sirah yang sangat menakjubkan.
Banyak sekali pelajaran yang sanggup kita petik dan petunjuk yang sanggup kita teladani darinya. 

Comments