Inilah Golongan Manusia yang Akan Masuk Neraka Tanpa Hisab


Neraka dan Surga diciptakan untuk memberikan balasan kepada manusia akan perbuatannya masing-masing kelak. Ini sekaligus menjadi peringatan bagi siappaun agar berbuat yang terbaik selama hidup di dunia ini. Setiap manusia tentu berharap agar dirinya bisa menikmati kebahagiaan yang haqiqi yaitu hidup di surga yang abadi. Tetapi ada beberapa jenis manusia yang sudah pasti dijamin oleh Allah SWT akan masuk neraka nanti tanpa proses perhitungan amal atau hisab.

Ada 6 orang manusia yang akan dimasukkan ke neraka pada hari kiamat sebelum hari perhitungan amal yaitu:
1.Penguasa dzolim
  Penguasa atau pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat hendaknya amanah dalam menjalankan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Tetapi jika dia zalim kepada rakyatnya dan berlaku tidak adil maka jaminan baginya tidak bisa mencium harumnya bau surga dan dia akan masuk dalam neraka sebelum dilakukan perhitungan amal.
  Nabi bersabda “Tidak ada seorang hamba yang Allah serahkan kepadanya untuk memimpin segolongan rakyat lalu ia tidak memelihara rakyatnya itu dengan menuntut dan memimpin mereka kepada kemaslahatan dunia dan akhirat melainkan tiadalah ia mencium bau syurga.”

2. Orang yang terlampau fanatik atau menjunjung tinggi kebangsaan/ras
  Islam telah melarang umatnya agar tidak terlalu mengutamakan kemegahan kepada kaum/bangsa. Sifat ini disebut dengan ashabiyah. Ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits.
“Seorang lelaki (ayah perempuan yang meriwayatkan hadis) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, adakah dianggap ashabiyah puak orang yang sayang kepada kaum bangsanya?’ Jawab baginda S.A.W : ‘Tidak, tetapi ashabiyah ialah apabila seorang itu menolong bangsanya kepada kezaliman”. (Hadis Riwayat Abu Daud, Ibn Majah dan sebagainya)

3.Pemimpin sombong
  Sombong merupakan sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Manusia dilarang sombong meskipun dia memiliki kekayaan, jabatan dan gelar pendidikan tinggi karena semuanya hanyalah milik Allah SWT. Jika Allah SWT ingin mengambilnya lagi, tidak ada suatu halangan apapun.
Nabi SAW bersabda bahwa “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan meskipun hanya sebesar biji sawi. Apa itu kesombongan? Yaitu merendahkan sesama manusia dan menolak kebenaran.” (HR. Riwayat Muslim)

4. Pedagang curang
  Sah-sah saja jika seorang muslim melakukan perdagangan demi mencari rezeki. Bahkan Rasulullah juga dikenal sebagai seorang pedagang. Asalkan dalam kegiatan ekonomi ini, dilakukan dengan jujur tanpa kecurangan sedikit pun. Tidak akan masuk surga pedagang yang menipu pembelinya dengan cara menaikkan harga barang secara berlebihan, mengubah ukuran timbangan sampai menimbun barang. Tujuan berdagang adalah memperpanjang, memperbesar dan memperluas aktivitas syariat Allah dengan tujuan mengharap ridhoNya.

5. Manusia bodoh yang nyaman dengan kebodohannya dan tidak ingin belajar
  Ilmu pengetahuan mendapatkan kedudukan yang istimewa dalam Ilsam. Apalagi jika ilmu tersbeut diamalkan dan disebarluaskan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Rasulullah SAW sendiri mengatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim bawa siapapun yang ingin menuntut ilmu berarti membuka jalan ke syurga.

6. Ahli Ilmu yang Dengki
  Dengki berarti tidak suka jika orang lain mendapatkan kesenangan. Bahkan dia ingin orang tersebut kehilangan nikmat yang dimilikinya. Ini adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah dan inilah sifat yang membawa iblis diletakkan di neraka untuk selamanya karena merasa lebih baik dari Nabi Adam AS serta cucunya.

Dari Abu Yazid Usamah bin Zaid bin Haritsah r.a yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : ‘Seseorang didatangkan pada hari Qiyamat, lalu dilempar ke Neraka. Maka keluarlah isi perutnya. Dengan isi perut yang keluar itu ia berputar-putar seperti himar yang mengitari porosnya. Para penghuni neraka berkumpul di dekatnya, seraya mengatakan, ‘Wahai si Fulan! Apa yang terjadi padamu? Bukankah (dulu) kamu memerentah kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar?’ Ia menjawab, ‘Ya, memang dulu aku memerintahkannya kepada yang makruf, namun aku tidak melaksanakannya dan mencegah dari yang mungkar, namun aku melanggarnya’.”  (Hadis Riwayat Muttafaq Alaih)

Comments