Kiprah Kh. Dimyati Rois Dalam Nu Dan Parpol

KH. Dimyati Rois atau lebih dikenal dengan panggilan Abah Dim yaitu salah satu ulama besar Kaliwungu yang kharismatik. Beliau mempunyai ribuan santri, baik santri-santri yang mondok di pesantren asuhan dia maupun jamaah istighotsah yang dipimpin dia dan tersebar di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Brebes. Pada waktu Muktamar NU di Jombang, dia terpilih menjadi salah satu ulama yang tergabung dalam tim Ahlul Hal Wal Aqdi (AHWA) yang berjumlah 9 ulama khos se-Indonesia.

Dalam ormas NU, peran dia tidak diragukan lagi. Beliau pernah menduduki kepengurusan dari mulai tingkat PCNU Kendal, PWNU Jawa Tengah, sampai PBNU. Beliau pernah menjadi pengurus Tanfidziyah, Syuriyah sampai Mustasyar PBNU. Di samping sebagai ulama yang ‘alim, dia juga dikenal sebagai mubaligh yang ulung. Maka tidaklah mengherankan kalau dia banyak dikenal di kalangan santri dan kaum nahdliyin.


Dalam dunia politik, dia pernah menjadi pengurus DPW PPP Jawa Tengah, DPP PKB dan DPP PKD. Pada masa Orde Baru, dia pernah menjadi anggota MPR RI melalui jalur Utusan Golongan yang diajukan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Setelah Orde Baru tumbang dan muncullah kurun Reformasi, para politisi dan pengurus PBNU bergerak membentuk partai gres sebagai proposal kaum nahdliyin yang ingin aspirasinya tertampung. 

Presiden Jokowi sowan ke rumah KH. Dimyati Rois


Beliau masuk dalam jajaran pengurus PBNU yang ikut mendeklarasikan lahirnya PKB. Beliau bersama KH. Cholil Bisri, KH. Mustofa Bisri, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Munasir Ali, KH. Muchit Muzadi, KH. Ma’ruf Amin, KH. Ilyas Ruchiyat dan ulama lainnya menjadi Deklarator PKB. Setelah Gus Dur dilengserkan dalam Sidang spesial (SI MPR RI) dan memasuki pemilu kedua di kurun Reformasi, mulai muncullah riak-riak dalam dunia perpolitikan Indonesia termasuk menimpa PKB. Dalam badan PKB terpecah belah menjadi beberapa partai, diantaranya PNU, PKNU dan Partai Kejayaan Demokrasi (PKD). Dalam kubu Ponpes Langitan, Lirboyo dan Tegalrejo melahirkan PKNU. Sedangkan kubu Matori Abdul Jalil melahirkan PKD dan Ketua Dewan Syura-nya dipegang oleh beliau. Namun, PKD tidak masuk dalam parpol yang lolos verifikasi KPU sehingga dengan sendirinya bubar.


Setelah vakum dalam dunia politik beberapa tahun, dia kembali didapuk oleh Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, untuk menjadi pengurus Dewan Syura DPP PKB. Di kemudian hari, Ketua Dewan Syura DPP PKB kosong sepeninggal KH. Aziz Manshur. Tidak butuh waktu lama, Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum DPP PKB memohon biar dia berkenan menjadi Ketua Dewan Syura DPP PKB menggantikan KH. Aziz Manshur. Dengan berat hati, dia pun menyanggupinya demi kebesaran PKB.

Wallahu A’lam


Oleh: Saifur Ashaqi
Kaliwungu Kota Santri

NB: Jika ada kekeliruan ataupun kekurangan pembahasan, mohon diluruskan dan ditambahkan.

Baca juga:

Comments