Kisah Gus Dur Dirayu Perempuan Penghibur

Mendiang KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bukan saja sosok yang higienis dan setia menjaga kebersihan harta, namun juga kehormatan dirinya sebagai seorang pria. Hal itu contohnya terjadi ketika ia duduk sebagai Presiden RI.

Sastrawan Ahmad Tohari pada tengah September kemudian menceritakan, masa itu, Gus Dur melaksanakan kunjungan ke luar Jawa dan mengharuskannya menginap di kota tersebut. Panitia pun menyiapkan sebuah kamar hotel untuk Gus Dur menginap.

Menjelang tengah malam, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Gus Dur pun membuka pintu kamar hotel kawasan ia menginap. Dari bunyi yang kemudian terdengar di depan Gus Dur, rupanya yang tiba yaitu seorang wanita. Wanita ini ternyata dikirim oleh pejabat setempat sebagai ‘hadiah’ untuk Gus Dur.



Mengetahui kedatangan perempuan ini, Gus Dur pun bertanya, “Kamu mau apa?”

“Saya disuruh Bapak (nama pejabat di kota itu) untuk menemani Gus Dur,” jawab perempuan itu.

Gus Dur menjawab tidak perlu ditemani, dan meminta perempuan itu pergi. 

“Tapi aku dapat dimarahi Bapak (nama pejabat tadi) bila tidak menemani Gus Dur,” perempuan itu kembali menjawab.

Gus Dur kemudian menyampaikan supaya perempuan itu duduk saja di bersahabat pintu dan dengan syarat, pintu kamar hotel dibuka lebar-lebar. Makara malam itu, Gus Dur dapat menyelamatkan sang perempuan dari kemarahan pejabat setempat sekaligus menjaga kehormatannya.


Sumber: Situs PBNU

Comments