Maraknya Perilaku Egois Dan Individualis Sudah Diprediksi Nabi

فَإِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ

“Kelak kalian akan melihat setelahku sikap-sikap egoism (mementingkan diri sendiri), maka bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku di telaga.” (HR. Bukhari)

سَتَكُونُ أَثَرَةٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ وَتَسْأَلُونَ اللَّهَ الَّذِي لَكُمْ

"Sungguh akan terjadi sifat-sifat egoisme yang kalian ingkari". Mereka bertanya; “Wahai Rasulullah, apa yang baginda perintahkan untuk kami (bila zaman itu kami alami)?”. Beliau menjawab: "Kalian tunaikan hak-hak (orang lain) yang menjadi kewajiban kalian dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian". (HR. Bukhari)

أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلَانًا قَالَ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أُثْرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ

Ada seseorang dari kalangan Anshar yang berkata; "Wahai Rasulullah, tidakkah sepatutnya baginda mempekerjakanku sebagaimana baginda telah mempekerjakan si fulan?". Beliau menjawab: "Sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai sikap-sikap utsrah (individualis, egoism atau mementingkan dirinya sendiri). Maka, bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa denganku di telaga". (HR. Bukhari)

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي وَمَوْعِدُكُمْ الْحَوْضُ

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada kaum Anshar: "Sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai perilaku atsarah (sikap egoisme, individualis atau mementingkan dirinya sendiri). Maka, bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa denganku dan kawasan yang dijanjikan untuk kalian ialah telaga al-Haudl (di surga)". (HR. Bukhari)



لَمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ قَسَمَ فِي النَّاسِ فِي الْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَلَمْ يُعْطِ الْأَنْصَارَ شَيْئًا فَكَأَنَّهُمْ وَجَدُوا إِذْ لَمْ يُصِبْهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسَ فَخَطَبَهُمْ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ أَلَمْ أَجِدْكُمْ ضُلَّالًا فَهَدَاكُمْ اللَّهُ بِي وَكُنْتُمْ مُتَفَرِّقِينَ فَأَلَّفَكُمْ اللَّهُ بِي وَعَالَةً فَأَغْنَاكُمْ اللَّهُ بِي كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ قَالَ مَا يَمْنَعُكُمْ أَنْ تُجِيبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ قَالَ لَوْ شِئْتُمْ قُلْتُمْ جِئْتَنَا كَذَا وَكَذَا أَتَرْضَوْنَ أَنْ يَذْهَبَ النَّاسُ بِالشَّاةِ وَالْبَعِيرِ وَتَذْهَبُونَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى رِحَالِكُمْ لَوْلَا الْهِجْرَةُ لَكُنْتُ امْرَأً مِنْ الْأَنْصَارِ وَلَوْ سَلَكَ النَّاسُ وَادِيًا وَشِعْبًا لَسَلَكْتُ وَادِيَ الْأَنْصَارِ وَشِعْبَهَا الْأَنْصَارُ شِعَارٌ وَالنَّاسُ دِثَارٌ إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أُثْرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ

Ketika Allah memberi Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam rampasan (fai) pada perang Hunain, dia membagi rampasan itu untuk orang-orang yang hatinya masih perlu ditarbiyah (muallaf), dan dia sama sekali tidak memberi bab sahabat Anshar. Rupanya sahabat Anshar ini emosi alasannya ialah tidak memperoleh bab sebagaimana yang lain memperolehnya. Maka lalu Rasulullah memberikan pidato: "Hadirin kaum Anshar, bukankah saya dahulu menjumpai kalian dalam keadaan sesat lantas Allah memberi kalian petunjuk dengan perantaraanku? Dahulu kalian dalam keadaan terpecah-belah lantas Allah mendamaikan kalian dengan perantaraanku? Dan kalian dalam keadaan miskin lantas Allah memberi kekayaan kepada kalian dengan perantaraanku? Setiap kali Nabi memberikan sesuatu, mereka menjawab; "Allah dan Rasul-Nya lebih terpercaya." Beliau meneruskan: "Lantas alasan apa yang menghalangi kalian mendapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Kata Zaid, setiap kali Rasulullah menyampaikan sesuatu, mereka jawab; "Allah dan Rasul-Nya lebih terpercaya!" Kata Nabi: "Silahkan kalian mengatakan; Anda tiba kepada kami dengan demikian dan demikian." Tidakkah kalian puas insan membawa kambing dan unta, sedang kalian membawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kalian ke persinggahan kalian? Kalaulah bukan alasannya ialah hijrah, saya pasti menjadi orang Anshar, kalaulah insan mengarungi sebuah lembah dan lereng, pasti saya mengarungi lembah dan lereng Anshar. Anshar ialah pakaian luar (maksudnya, primer), sedang insan lain hanyalah pakaian dalam (maksudnya, sekunder). Sepeninggalku, akan kalian temui sikap-sikap egoistis dan individualistis, maka bersabarlah kalian sampai kalian menemuiku di telaga." (HR. Bukhari)

دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَنْصَارَ إِلَى أَنْ يُقْطِعَ لَهُمْ الْبَحْرَيْنِ فَقَالُوا لَا إِلَّا أَنْ تُقْطِعَ لِإِخْوَانِنَا مِنْ الْمُهَاجِرِينَ مِثْلَهَا قَالَ إِمَّا لَا فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي فَإِنَّهُ سَيُصِيبُكُمْ بَعْدِي أَثَرَةٌ

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kaum Anshar untuk menawarkan tanah di negeri Bahrain untuk mereka. Mereka berkata; “Tidak, kecuali baginda membaginya juga untuk saudara-saudara kami dari kalangan Muhajirin menyerupai bab kami itu". Beliau bersabda: "Laksanakanlah dan bersabarlah kalian sampai kalian bertemu dengan aku, alasannya ialah sepeninggalku, kalian akan ditimpa atsarah (sikap egoisme dan individualis).” (HR. Bukhari)

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً وَأُمُورًا تُنْكِرُونَهَا قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ وَسَلُوا اللَّهَ حَقَّكُمْ

"Kalian akan menyaksikan sikap-sikap egois sepeninggalku, dan beberapa masalah yang kalian ingkari." Para sahabat bertanya; “Lantas bagaimana Anda menyuruh kami ya Rasulullah!”. Nabi menjawab; "Tunaikanlah hak mereka dan mintalah kepada Allah hakmu!". (HR. Bukhari)


Wallahu A’lam

Sumber: Lidwa Pustaka

Comments