Menyibukkan Diri Dengan Melaksanakan Suatu Pekerjaan Atau Mengkaji Suatu Ilmu Yang Bermanfaat

Diantara sarana untuk menangkis kegelisahan yang ditimbulkan oleh ketegangan saraf dan kekalutan hati alasannya yakni beberapa hal yang mengeruhkan pikiran yakni : Menyibukkan diri dengan melaksanakan suatu perkejaan atau mengkaji suatu ilmu yang bermanfaat.

Hal ini sanggup menciptakan hati melupakan kekalutan dengan melupakan hal-hal yang mengguncangkannya itu. Bisa jadi ia, karenanya, sanggup melupakan beberapa penyebab yang telah membuatnya bingung dan sedih. Dengan demikian jiwanya bahagia dan kesemangatannya tumbuh dan bertambah. Sarana ini pun bagi mu’min dan selain mu’min yakni sama. Hanya saja, orang mum’min berbeda dan unggul alasannya yakni iman, keikhlasan dan keberharapannya kepada pahala Ilahi melalui ilmu yang dipelajari dan diajarkannya dan melalui perbuatan baik yang dikerjakannya. Jika perkerjaan itu berupa ibadah, maka ia melakukannya dengan semestinya sebagai ibadah. Jika pekerjaan itu berupa kesibukan kerja dalam urusan duniawi atau acara keseharian yang bersifat duniawi, maka ia sisipkan pada pekerjaan itu niat yang benar dan tujuan semoga pekerjaan itu menjadi penolong baginya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Hal ini mempunyai imbas yang efektif untuk menangkis kegundahan, kesedihan dan kesusahan.



Berapa banyak orang yang terkena keguncangan dan kekalutan batin, kemudian terjangkiti banyak sekali penyakit. Ternyata terapinya yang manjur yakni ‘melupakan penyebab yang menciptakan jiwanya kalut dan guncang, dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan dari banyak sekali tugasnya’. Seyogianya kesibukan yang ditanganinya itu yakni hal-hal yang disenangi dan digandrungi jiwa. Karena, hal itu lebih mengacu untuk terwujudnya tujuan yang bermanfaat itu. Wallahu A’lam.


[Disalin dari buku Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia hal 22-26, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabai Jakarta]

Comments