ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA

Pengertian Falsafah Jawa
"ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA"
ADIGANG adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat angkuh dan sombong. Keangkuhan dan kesombongannya sangat luar biasa, bahkan di luar batas kewajaran. Falsafah hidup ini berasal dari masyarakat Jawa. Adigang merupakan sifat seseorang yang suka menyombongkan kekuatan, kekuasaan, jabatan, pangkat kewenangan, atau otoritas. Sikap ini diwujudnyatakan dalam tindakan yang otoriter, sewenang-wenang, bahkan suka main hakim sendiri, tanpa melihat nilai moral yang terkandung di dalamnya. Manusia yang memiliki sifat ini selalu berusaha menempatkan dirinya sebagai pribadi yang berkekuatan tunggal dan yang tak tersaingi. Dia menganggap keberadaannya sebagai pribadi yang paling berkuasa. Tentu sifat ini membawa konsekuensi yang tidak selalu baik. Sebab, jika ada orang yang menampilkan diri sebagai pesaing, maka ia dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan.
ADIGUNG adalah suatu sifat manusiawi yang terlalu menekankan aspek kekayaan, harta, martabat, atau harga diri. Manusia yang memiliki sifat ini selalu mengukur segala-galanya berdasarkan uang atau materi. Dari sini dapat dilihat bahwa ia menjadi pribadi yang sangat materialistis. Dengan uang ia yakin bahwa segala sesuatu bisa dilakukan. Keyakinan ini membawa akibat pada diri sendiri dan orang lain. Ia menjadi ketergantungan pada materi dan tak dapat berbuat apa-apa tanpanya. Sedang bagi orang lain, ia akan memandang mereka kecil dan tak berarti.
ADIGUNA adalah sifat seseorang yang terlalu mengagung-agungkan bakat dan kepandaian yang dimiliki. Ia yang memiliki sifat manusiawi ini menganggap diri sebagai pribadi yang paling pandai dan berbakat. Tentunya, sikap ini membawa orang jatuh pada kesombongan yang haus akan penghargaan diri. Akibatnya, orang lain dianggapnya bodoh dan tak berkemampuan.
Pembalikan Arti Falsafah
Melihat pengertian dari falsafah di atas, manusia zaman kini dituntut supaya dapat menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tidak terpuji itu. Ini bertujuan agar ia tidak terjebak pada konsep yang menyalahi kodratnya sebagai makhluk sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembalikan atas falsafah hidup itu, yaitu “aja adigang adigung adiguna“. Istilah ini mau mengungkapkan kedalaman hidup manusia. Titik kedalaman ini akan mencuat ketika manusia dapat meninggalkan keakuan diri dan menggali kedangkalan-kedangkalan wawasan berpikirnya. Ia mulai terbuka pada dunia di luar dirinya sendiri. Dengan demikian ia tidak lagi mengagung-agungkan apa yang diyakini dan yang dimiliki. Kini dapat dilihat nuansa keberadaban manusia yang semula biadab.
Pembalikan arti falsafah ini
Mari biasakan tawadlu'(andap asor), ini lah ciri orang jawa, apalagi mau berpegang ni.
قوله تعالى ( إن أكرمكم عند الله أتقاكم )الحجرات ١٣
يقول - تعالى ذكره - : إن أكرمكم أيها الناس عند ربكم ، أشدكم اتقاء له بأداء فرائضه واجتناب معاصيه ، لا أعظمكم بيتا ولا أكثركم عشيرة .
Selamat hari SANTRI

Comments