MOTIVASI ISLAMI

Assalamu’alaikum SAUDARA KU
Moga hari ini n seterusnya senantiasa dlm keberkahan dari Allah azza wajalla. Mari qt awali dengan
بِسْمِ اللَّهِ توكلت على الله لا حول ولا قوة الا بالله
Motivasi hari ini
وَلَدَتْكَ أُمُّكَ ياَبْنَ آدَمَ بــــَـــــاكِيًا ———— وَالنَّاسُ حَوْلَكَ يَضْحَكُوْنَ سُرُوْرًا
فَاعْمَلْ لِيَوْمِكَ أَنْ تَكُوْنَ إِذَا بَكَوْا ———— فيِ يَوْمِ مَوْتِكَ ضَاحِكًا مَسْرُوْرًا
Sya’ir di atas adalah gubahan sahabat Nabi Muhammad saw, Ali bin Abi Thalib RA, makna Indonesia kurang lebih demikian:
“Wahai anak adam, setelah kamu dilahirkan oleh ibumu, saat itu kamu menangis
Sementara orang-orang disekitarmu tertawa bahagia menyambutmu
Kelak saat dewasa berbuatlah sesuatu sehingga mereka bisa menangisimu
Ketika hari kematianmu, engkau tersenyum bahagia karena amalmu.”

Ini mengingatkan kita bagaimana saat kita melihat kelahiran ada kehidupan baru, bayi mungil menjejak-jejakkan kakinya, sambil menangis mencari ibunya, dengan penuh kasih sayang ibunya memberikan asi, sanak keluarga berkerumun, tetangga berdatangan, semua menunjukkan wajah kegembiraan menyambut kelahiran. Selang beberapa hari kemudian orang tuanya mulai sibuk menyiapkan aqiqah untuk anak tersayang, memilih nama yang terindah untuk anaknya, nama yang terselip do’a dan harapan kelaknya bagi si-anak. Orang-orang tertawa senang bahagia karena melihatmu dilahirkan, seolah melihat kebaikan, kehidupan akan terus berkembang, yang dilihat dirasakan semuanya adalah keindahan dan kebaikan. Demikianlah kiranya harapan orang-orang saat kamu dilahirkan, berharap membawa kehidupan yang lebih baik, membawa kebaikan untuk hidup ini ke depannya.
Itulah harapan dan do’a dari orang-orang yang mengelilingi saat kita dilahirkan. Alangkah senangnya kita, betapa beruntungnya kita, sungguh kebahagian tersendiri manakala di usia dewasa, kita mampu mewujudkan harapan-harapan mereka membawa kehidupan yang lebih, memberikan kedamaian dan keamanan serta keindahan bagi kehidupan dunia ini.
Ibadah kita, shalat kita, tambahan ibadah kita, hidup sampai mati kita semua kita persembahkan untuk Allah. Kita mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat tidak saja untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga kepentingan lebih banyak. Sebaik-baik dari kita adalah mereka yang lebih memberikan kemanfatan kepada orang banyak.
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Ketika seseorang menjalani hidup dengan kebaikan, berbuat baik kepada sesama, turut menjaga kemaslahatan masyarakat banyak, aktif mengusahakan kebaikan dan secara tegas, tegar dan bijaksana dalam meredam segala kejelekan, ia sesungguhnya sudah membawa misi Islam membawa rahmatan lil’alamin, ia sudah memperlihatkan bekas-bekas ibadahnya kepada masyarakat, bahwa ibadah tidak kering yang tidak bisa menyuburkan, tetapi ia datang bagaikan air hujan yang membuat subur, bagi orang-orang disekitarnya. Mereka merasakan keamanan dan keselamatan dengan kehadirannya. Bukankah orang muslim adalah manakama orang-orang di sekitarnya merasakan keselamatan dan kedamaian dengan kehadiran dirinya. Begitu juga orang mukmin adalah manakala orang-orang disekitarnya merasakan kenyamanan dan keamanan, baik dari pengaruh lisan maupun tindakan fisiknya.
Janganlah kiranya, mengisi hidup dengan hal-hal yang tidak memberi manfaat bagi diri sendiri atau orang lain, orang Islam itu dinilai bagus keislamannya juga dari kemampuannya meninggalkan perbuatan yang tidak memberinya manfaat. Sebaiknya nilai keislaman dirinnya menjadi jelek manakala ia banyak berbuat hal-hal yang tidak memberinya faedah. Mengisi waktunya dengan banyak hal-hal sia, baik untuk dunianya terlebih untuk akheratnya. Maka sesungguhnya manusia itu termat dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling mengingatkan untuk senantiasa berada dalam kebenaran dan memegang kesabaran.
Sya’ir di atas memberikan gambaran bagaimana sebenarnya manusia itu dapat memberikan kegembiraan maupun kedukaan kepada orang lain terutama memang manakala kehadirannyadi tengah masyarakat memberikan nilai positif, maka kelahirannya pun dirindukan dan saat kematiannyapun ditangisi karena kebaikannya yang ia perbuat. Sebaliknya orang yang saat hidupnya tidak banyak memberikan kebaikan atau malah banyak kejahatan yang dikerjakan maka kematiannya tidak ada yang menangisinya malah bisa saja orang menjadi lega karena sudah terlepas dari gangguannya. Semoga Allah menjadikan kita sebaik-baik manusia yang memberi manfaat kepada orang lain.
Mengisi hidup dengan kebaikan.
Diantara hal baik yang bisa dilakukan Ali Imron: 110, adalah 1) mendorong orang agar senantiasa berbuat kebaikan 2) mencegah orang-orang dari perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan dan tata tertib, 3) menjaga keimanan dirinya kepada Allah.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Mengisi hidup dengan petunjuk
Marilah kita menghiasi hidup ini dengan petunjuk dari Allah, berjalan di muka bumi ini dengan mengikuti jalan orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah. Kita memakmurkan hati kita dengan ketaqwaan kepada Allah, karena umur kita sungguh hanya terbatas oleh tahun saja. Kita mencari keridhaan Allah ta’ala dengan ketaatan kepadaNya, maka hidup kita akan penuh kebahagian dunia akherat. Kita isi dada kita dengan ayat-ayat al qur’an, maka akan menjadi lapanglah hati kita setiap saat.
Mengisi Hidup dengan Senyum Optimisme
Senyumlah…!!, barangkali ini adalah hal yang harus selalu Nampak saat kita menjalani kehidupan di dunia ini. Esok hari kita masih punya harapan untuk hari yang lebih baik, tinggalkan muka masam. Kehidupan ibarat bunga mawar yang indah, tidak akan bisa diraih keindahannya kecuali oleh orang-orang yang hidup dengan penuh optmisme. Di dunia ini senantiasa masih ada cita-cita, maka lihatlah, perhatikanlah sehingga memunculkan rasa optimism. Tanamlah cita-cita maka akan menuai indahnya bunga. Berbahagialah karena keindahan hidup dimulai dengan senyuman.
Sunnah Rasulullah yang terabaikan
Ibn Umar mengatakan, sesungguhnya kebajikan itu teramat enak yakni wajah berseri-seri dan ucapan yang lemah lembut penuh kasih sayang. Bahkan seorang sahabat yang bernama Jarir bin Abdullah al bajili mengisahkan bagaimana dirinya setelah masuk Islam, tidaklah Rasulullah bertemu melihat dirinya kecuali pasti Rasulullah tersenyum kepada dirinya. Inilah barangkali sunnah rasulullah yang terbaikan di umatnya, wajah berseri dan senyum untuk saudaranya. Semoga Allah memudahkan kita untuk meniru rasulullah yang senantiasa memberikan senyum kepada sahabatnya, gerangan keindahan apalagi yang diinginkan selain bertemu Rasulullah, dan Beliau dalam keadaan tersenyum kepada kita.
Mengisi hidup dengan keindahan ucapan
Diantara hal yang semestinya dilakukan seorang muslim dalam bergaul di masyarakat adalah menghiasi lisannya dengan keindahan ucapan, dan bagusnya percakapan. Allah mengajarkan dalam surat al baqarah: 83, hendaklah kalian berkata kepada semua manusia dengan ucapan yang bagus. Bahkan mengingat pentingnya ucapan bagus ini sampai Rasulullah Saw bersabda, bahwa ucapan yang bagus itu merupakan sedeqah, kita tahu betapa tingginya nilai sedeqah itu sendiri.
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ (متفق عليه)
Mengisi hidup dengan kelemah lembutan
Kegersangan hati, kasarnya ucapan, kerasnya hati merupakan hal dapat membuat orang tidak mau mendekat kepada kebenaran. Sungguh Allah sebagaimana dalam surat ali Imran: 109, memerintahkan agar kaum muslimin senantiasa menjaga kelembutan hatinya, bersikap kasih sayang karena sesungguhnya itu adalah cerminan rahmat Allah, karena itu Allah melarang sikap kasar dan keras hati karena sikap ini dapat membuat orang berpaling dari kebenaran yang kita bawa. Demikianlah wallahul musta’anu.
(والله المستعان)

Comments