KISAH IBNU HAJAR DAN YAHUDI MENGENAI HADITS "DUNIA PENJARA ORANG MU'MIN"

KISAH IBNU HAJAR DAN YAHUDI MENGENAI HADITS "DUNIA PENJARA ORANG MU'MIN"
Telah terjadi perbincangan antara Ibnu Hajar dan seorang Yahudi. Orang Yahudi tersebut begitu terkesan dengan perkataan Ibnu Hajar ketika menjelaskan hadits “dunia itu penjara bagi orang mukmin” sehingga ia pun masuk Islam.
Dalam kitab Faid Al-Qadir (3: 730) karya Al-Munawi disebutkan kisah Ibnu Hajar berikut ini:
ذكروا أن الحافظ ابن حجر لما كان قاضي القضاة مر يوما بالسوق في موكب عظيم وهيئة جميلة فهجم عليه يهودي يبيع الزيت الحار وأثوابه ملطخة بالزيت وهو في غاية الرثاثة والشناعة فقبض على لجام بغلته وقال : يا شيخ الإسلام تزعم أن نبيكم قال الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر فأي سجن أنت فيه وأي جنة أنا فيها فقال : أنا بالنسبة لما أعد الله لي في الآخرة من النعيم كأني الآن في السجن وأنت بالنسبة لما أعد لك في الآخرة من العذاب الأليم كأنك في جنة فأسلم اليهودي.
“Diceritakan bahwa Al-Hafizh Ibnu Hajar ketika ia menjadi seorang qadhi (hakim) terkemuka, suatu hari ia pernah melewati sebuah pasar yang penuh keramaian. Ibnu Hajar datang dengan pakaian yang begitu menawan (pakaian mewah). Kemudian orang Yahudi menyergapnya. Orang Yahudi tersebut sedang menjual minyak panas, tentu saja pakaiannya penuh dengan kotoran minyak. Tampilan Yahudi tersebut usang dan penuh keprihatinan.
Sambil memegang kekang kuda (yang biasa dipasang pada mulut kuda, pen.), Yahudi tersebut berkata pada Ibnu Hajar, “Wahai Syaikhul Islam (Ibnu Hajar, pen.), engkau menyatakan bahwa Nabi kalian (Nabi umat Islam) bersabda, “Ad-dunya sijnul mukmin, wa jannatul kafir (dunia itu penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang orang kafir.” Bagaimana keadaanmu saat ini bisa disebut penjara, lalu keadaanku di dunia seperti ini disebut surga?”
Ibnu Hajar memberikan jawaban, “Aku dilihat dari berbagai nikmat yang Allah janjikan untukku di akhirat, seakan-akan aku sedang di penjara. Sedangkan engkau (wahai Yahudi) dilihat dari balasan siksa yang pedih yang Allah berikan untukmu di akhirat, seakan-akan engkau berada di surga.”
Akhirnya, orang Yahudi tersebut pun masuk Islam. Demikian kisah Ibnu Hajar.
Dari kisah tersebut, kita bisa pahami bahwa dunia itu bagi orang beriman di dunia adalah penjara. Maksudnya, ia dipenjara dan dikekang karena kenikmatan sejati baru diperoleh olehnya di akhirat. Sedangkan orang kafir dalam keadaan miskin apa pun, ketika di dunia masih mendapatkan nikmat. Di akhirat, yang ada baginya adalah siksa. Sehingga pantas disebut baginya di dunia adalah surga.
Dalam kitab Miftakhus-Sarair hal. 37 Syekh Abu Bakar bin Salim mengupas makna hadist ini. Mengapa Baginda Nabi Muhammad SAW menganalogikan dunia sebagai penjara?
Makna dunia menjadi penjara orang yang beriman bisa ditinjau dari 3 sudut pandang:
Pertama, sesungguhnya di dalam dunia banyak kepayahan. Dunia adalah tempat yang sempit dan tidak akan didapatkan ketenangan di dalamnya. Bagaimana mungkin anda bisa hidup tenang di dunia sedangkan anda adalah sasaran utama dari segala bentuk malapetaka? Malaikat Izrail selalu mengintai anda di manapun anda berada, dan anda tidak tahu kapan kematian akan datang? Anda senantiasa berada di dalam resiko akhir hayat yang menentukan nasib anda di akhirat, khusnul hatimah (akhir yang baik) atau su'ul hatimah (akhir yang buruk)?
Kalau keadaan dunia seperti demikian, pantaskah anda hidup tenang di dunia?
Kedua, raja atau penguasa dunia apabila murka kepada salah satu rakyatnya maka ia akan menghukumnya di dalam penjara. Apakah ada ketenangan di dalam penjara?
Ketiga, sesungguhnya dunia seisinya tidak sebanding dengan pemberian Allah SWT untuk hambanya yang beriman. Seandainya anda diberi dunia seisinya tapi tidak diberi mata, apakah anda merasa nikmat di dunia? Kesedihan dan kesumpekan dunia jangan anda anggap sebagai hal yang aneh karena dunia memang diciptakan bersamaan dengan hal itu.
Wallahu a'lam.
Semoga kita bisa menjadikan dunia ini tempat beramal untuk memperoleh nikmat di akhirat Aamiin…
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين.

Comments