BERSEDEKAH DULU APA BAYAR HUTANG DULU?

Sebagai tanda sayangnya Allah terhadap hamba-NYA, berbagai macam cobaan dan ujian diberikan-NYA untuk menguji seberapa besar kemurnian akhlak dan keimanan si hamba. Beberapa ujian yang diturunkan oleh Allah adalah segala hal yang lapang, serta berbagai macam hal yang sempit. Respon dari para hamba yang diberikan cobaan pun beragam, ada yang mengeluh ketika di beri kesusahan, ada juga yang bangga diberikan kemewahan, dan yang terbaik adalah yang bersyukur di segala kondisi baik sempit maupun lapang.

Salah satu ujian Allah yang seringkali membuat manusia terlupa akan kewajibannya bersyukur adalah ketika Allah memberikan untuknya kesulitan di dunia seperti contohnya kekurangan harta.   Dalam keadaan tersebut biasanya manusia sibuk mengeluh, atau berfikir untuk mencari solusi yang bisa membawanya keluar dari kesulitan. Saking sibuknya memperbaiki keadaan, hingga kita biasanya lupa bahwa yang wenang untuk membuat baik dan buruk hanyalah Allah semata.

Berbagai macam cara dilakukan oleh kita yang sedang menerima cobaan kesulitan hidup dari Allah, seperti halnya mencari hutang kesana kemari hingga terkadang tak memikirkan bagaimana nanti cara mengembalikannya. Dengan perkembangan jaman yang semakin maju sekarang pun mencari hutang bahkan sudah menjadi sangat mudah. Hidup p[ada zaman, para manusia seakan di jebak dan di paksa untuk memiliki hutang. Padahal, hutang sendiri adalah perbuatan yang mana Rasulullah pun memohon pada Allah agar senantiasa dijauhkan dari masalah tersebut.

Berhutang memang sekilas terlihat nikmat, bagaimana tidak kita tak perlu bekerja untuk mengumpulkan uang dan menghabiskan waktu yang lama uang pun bisa dalam genggaman. Padahal sebenarnya, dibalik itu semua dengan berhutang kita memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan, yakni melunasi hutang tersebut. Merupakan sesuatu yang wajib untuk para hamba melunasi hutang-hutang mereka sesuai dengan jumlah harta yang dipinjamnya.

Bahkan saking besarnya kewajiban melunasi hutang ini, Allah mengancam hanba-NYA dengan siksaan api neraka untuk mereka yang meninggalkan dunia dengan masih menyisakan kewajiban melunasi hutang. Jiwa seorang umat muslim bahkan akan bergantung pada hutang tersebut sampai suatu saat mereka dapat melunasinya.

Pada satu kasus yang cukup sering terjadi dalam kehidupan seorang muslim adalah ia dititipi Allah rejeki, namun ia memiliki kewajiban hutang, dan disaat bersamaan ia juga memiliki keinginan untuk mensedekahkan sebagian harta dari rejeki yang telah diterimanya. Dalam hal tersebut banyak dari kita yang pasti bingung, mana sebenarnya yang harus didahulukan, melunasi hutang dahulu atau bersedekah ?

Bayar Utang atau Sedekah ?

Sedekah sendiri merupakan sebuah anjuran yang tertulis dalam Al-Qur’an Al Baqoroh ayat 261, yang berbunyi :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ 261. Perumpamaan orang yang meninfakkan hartanya di jalan Allah[1] seperti sebutir biji[2] yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki[3], dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)[4] lagi Maha mengetahui[5].



Dilihat dari isi serta makna yang terkandung dalam ayat diatas sudah jelas dan bisa kita ketahui bahwa bersedekah adalah menjadi anjuran bagi sel;uruh umat muslim yang ada di muka bumi. Bahkan Allah sendiri telah menjanjikan kebaikan serta pahala yang berlipat-lipat untuk mereka yang mensedekahkan sebagian dari hartanya. Pahala bersedekah yang diberikan oleh Allah bahkan tak hanya turun kelak di akhirat, namun selama masih hidup di dunia pun manusia juga akan menikmati kebaikan dari amalan sedekahnya.

Sedangkan hutang, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah salah satu kewajiban manusia yang harus diselesaikan sebelum takdir ajal menjemputnya. Sebuah riwayat dari Ibnu Majah, berbunyi,” Siapa yang ruhnya terpisah dari jasad dan terbebas dari 3 hal, yakni sombong, khianat, dan hutan maka dia akan masuk surga.”

Di riwayat lainnya, Imam Tirmidzi juga menjelaskan,”Jiwa seorang muslim akan tetap bergantung dengan hutang samapi ia melunasi.” Dari dalil-dalil yang menyinggung tentang hukum utang diatas, sudsah jelas makna yang terkandung bahwa hutang adalah perkara yang wajib untuk segera diselesaikan.

Lalu, mana yang harus didahulukan sedekah atau bayar hutang ? Untuk menjawab ini hendaklah kita melihat apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk para umatnya,” Bahwa hendaklah seorang muslim memulai amalan wajib dahulu., barulah melakukan amalan sunnah.” Maka, sudah jelas bukan mana yang harus kita lakukan terlebih dahulu ?

Comments