Kisah Karomah Sayyidina Utsman Bin Affan

Mengenal Sayyidina Utsman

Nama lengkapnya ialah Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf. Nasab ia bertemu dengan nasab Nabi Muhammad saw. di cicitnya Abdu Manaf. Utsman bin Affan dilahirkan di kota Thaif enam tahun sehabis tahun Gajah (576 M).

Beliau ialah Khalifah ketiga yang dipilih melalui Ahlul Halli wal Aqdi. Ia menerima julukan sebagai Dzun Nurain, (yang memiliki dua cahaya), alasannya satu-satunya sahabat yang menikahi dua putri Nabi Muhammad saw., yaitu Ruqayyah dan Ummi Kaltsum ra. Keduanya putri Ummil Mukminin Khadijah Al-Kubro ra. Ummi Kaltsum dinikahi sehabis Ruqayyah binti Rasulullah saw. meninggal.

Beliau ialah seorang yang lemah lembut dan sangat pemalu. Diceritakan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad saw. sedang santai dengan istrinya; Aisyah ra. Saat itu Aisyah ra. tidak menutup semua aurat kepalanya. Ketika Abu Bakar ra. hendak memberikan sesuatu, ia minta izin kepada Rasulullah saw. dan diizinkan kepadanya, ia masuk. Aisyah ra. masih tetap dalam kondisi menyerupai itu, begitu juga ketika Umar bin Khattab ra. minta izin dan masuk. Tetapi begitu Utsman memohon izin masuk, Rasulullah saw. berkata kepada Aisyah ra. supaya merapikan kerudung jilbabnya supaya sanggup menutup semua auratnya. Ketika Aisyah ra. meminta penjelasan, Rasulullah menjawab, “Utsman ialah seorang yang pemalu, kalau kau masih dalam kondisi menyerupai itu, nanti dia malu untuk memberikan sesuatu.” Demikian sebagaimana disebutkan dalam hadits Said bin Ash ra. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2402), Ahmad (25267), Baihaqi (3060) dan Ibnu Abi Ashim (1287): Sesungguhnya Abu Bakar suatu ketika memohon izin kepada Rasulullah saw., ia sedang merebahkan tubuh memakai kerudung Aisyah, maka diizinkan kepada Abu Bakar untuk masuk. Beliau dan Aisyah masih tetap dalam kondisinya, kemudian Abu Bakar memberikan maksudnya. Setelah keluar, Umar memohon izin, dan diizinkannya masuk Rasulullah masih tetap dalam kondisi awal (kondisi ketika Abu Bakar masuk), ia memberikan maksudnya kemudian keluar. Utsman berkata, “Aku mohon izin kepadanya, kemudian Nabi duduk dan berkata kepada Aisyah ‘Pakailah dengan tepat pakaianmu!’ Aku memberikan maksudku kemudian keluar.” Aisyah bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah, saya tidak melihatmu kaget, ketika Abu Bakar dan Umar mohon izin masuk, tidak menyerupai kagetmu kepada Utsman?” Rasulullah menjawab, “Utsman ialah seorang pemalu, saya takut kalau kau masih tetap dalam kondisi menyerupai ketika Abu Bakar dan Umar masuk, ia akan malu memberikan maksudnya.”

Juga hadits Anas ra., diriwayatkan oleh Imam Ahmad (12904) dan Al-Bazzar (6787) berikut ini: Rasulullah saw. bersabda, “Yang paling penyayang di antara umatku ialah Abu Bakar, yang paling teguh dalam agama ialah Umar, yang paling benar malunya ialah Utsman, yang paling mengerti halal haram ialah Mu’adz bin Jabal, yang paling lihai membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) Ubay, dan yang lebih mengetahui ilmu faraidh ialah Zaid bin Tsabit. Setiap umat ada orang yang dipercaya, yang dipercaya dari umat ini ialah Abu Ubaidah Al-Jarrah.”

Beliau juga sangat istimewa dalam hal pogram khatam Al-Qur’an. Ada kegiatan mingguan, artinya setiap pekan khatam Al-Qur’an 30 juz, ada kegiatan setiap siang dan setiap malam sekali dan bahkan dalam satu rakaat shalat ia sanggup mengkhatamkan Al-Qur’an, sebagaimana dikisahkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an79) berikut ini: Adapun mereka yang khatam Al-Qur’an dalam seminggu sekali, maka sangat banyak, di antaranya Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab ra.

Abu Dawud meriwayatkan, bahwasannya Utsman bin Affan, memulai bacaan Al-Qur’an pada hari Jum’at dan mengakhiri (mengkhatamkan) malam Kamis.

Termasuk orang-orang yang mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an dalam semalam dan dalam sehari ialah Utsman bin Affan, Tamim Ad-Dari, Said bin Jubair, Mujahid, Imam Syafi’i dan yang lainnya.

Adapun yang khatamn dalam satu rakaat shalat, maka jumlahnya tidak sanggup dihitung, alasannya banyaknya, termasuk pendahulu mereka ialah Utsman bin Affan, Tamim Ad-Dari, Said bin Jubair ra. Mereka ialah yang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu rakaat shalat di dalam Ka’bah.

Barangkali, keistimewaan Sayyidina Utsman bin Affan ra. di atas, boleh dikategorikan sebagai karomahnya. Wallahu a’lam bis shawab.



Karomah Sayyidina Utsman bin Affan

Adapun karomah beliau, sebagaimana disebutkan oleh para ulama jago tafsir, di antaranya Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Husein Ar-Razy As-Syafi’i yang populer disebut dengan Imam Fakhrur Razi dalam kitabnya Mafatihul Ghaib, Al-Imam Syamsuddin, Muhammad bin Ahmad As-Syarbiny dalam As-Siraj Al-Munir, Al-Imam An-Naisabury dalam Tafsir An-Naisabury dan As-Syaikh Nidhamuddin Al-Hasan bin Muhammad bin Husin Al-Qummy An-Naisabury dalam kitabnya Ghara’ibul Qur’an Wa Ragha’ibil Furqan di antara karomah ia ialah sebagaimana tertuang dalam tek-tek berikut: Anas berkata, “Aku melewati jalan pada suatu malam, mataku tertuju pada seorang perempuan, saya kemudian mendatangi Utsman (di rumahnya). Utsman berkata, ‘Mengapa engkau masuk rumahku, sementara kedaluwarsa zina ada padamu?’ Aku bertanya, ‘Adakah wahyu diturunkan sehabis Rasulullah saw.?’ Ia menjawab, ‘Tidak! Tetapi itu ialah firasat (perasaan) yang benar.”

Sesungguhnya ketika dia dihunus pedang, yang pertama menetes dari darahnya ialah yang tepat jatuh di atas mushaf pada firman Allah, “Allah akan mencukupimu, dan Dia ialah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”

Jahjahan Al-Ghiffary merebut tongkat dari tangan Utsman dan mematahkannya di atas lututnya, maka makanan jatuh di atas lututnya.

Wallahu A’lam


Sumber: Buku “Kesahihan Dalil Keramat Wali” karya KH.M. Hanif Muslich, Lc.

Comments